Liputan6.com, Seoul: Badan intelijen Korea Selatan (NIS) menyangkal laporan media setempat yang menyebut agennya membobol kamar hotel delegasi kepresidenan Indonesia guna mencuri informasi sensitif mengenai rencana pembelian senjata, beberapa waktu lalu. "Kami tidak pernah melakukan hal (pencurian) tersebut. Laporan tersebut tidak benar," kata pejabat NIS yang ingin dirahasiakan indentitasnya, Senin (21/2).
Seperti dilansir Surat Kabar Chosun Ilbo, trio penyusup memasuki kamar Hotel Lotte di tengah Seoul, tempat sekitar 50 orang delegasi Indonesia menginap, Rabu pekan lalu. Delegasi Indonesia saat itu berada di Korsel untuk menggelar pertemuan dengan Presiden Lee Myung-bak untuk membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer antara kedua negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga ikut serta dalam rombongan.
Kawanan yang disinyalir anggota NIS ini melarikan diri setelah seorang anggota delegasi melihat mereka sedang menggandakan data dari komputer jinjing (laptop) milik delegasi Indonesia ke flashdisk (media penyimpan data komputer). Ketiga penyusup--dua lelaki dan seorang perempuan berwajah Asia--diyakini memasuki kamar hotel secara ilegal dalam upaya mencuri informasi rahasia mengenai rencana perdagangan senjata dengan Korsel.
Masih belum ada konfirmasi apakah pemerintah Indonesia mengirimkan pengaduan diplomatik atas penyusupan tersebut. Di lain pihak, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan tidak ada data militer Indonesia yang hilang dalam insiden ini [baca: Menko Polhukam: Tak Ada Data Militer Hilang].
source:id.news.yahoo.com/lptn/20110221/twl-intelijen-korsel-sangkal-curi-dokume-7dafc38.html
0 komentar:
Post a Comment